DESAKUNES.ID Kepala Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat Ahsanul Khalik menyebutkan jumlah korban terdampak gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa pada Minggu pagi sebanyak 500 kepala keluarga.
"Data sementara yang kita himpun ada 500 KK. Tapi itu pun kita belum berani mengungkapkan angka pastinya. Karena patokan kota kita by name by adress," kata Ahsanul Khalik di Sembalun, Minggu (29/7) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, ada tiga kecamatan yang terdampak terparah akibat gempa, yakni Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara.
Sementara itu untuk korban meninggal akibat gempa itu, hingga informasi terkini pada Minggu (29/7) pukul 20.00 WITA sudah mencapai 16 orang. Di kecamatan Sambelia ada sembilan orang, kemudian, di Kecamatan Sembalun seorang. Lalu di kabupaten Lombok Utara sebanyak empat orang. Dan, dua wisatawan pendakian Gunung Rinjani yang salah satunya warga negara Malaysia, Siti Nur Ismawida (30).
Selain korban meninggal dunia, BPBD NTB juga menerima laporan sementara jumlah korban luka berat dan ringan di Kecamatan Sambelia, yang dirawat di lapangan Obel-Obel sebanyak 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia sembilan orang. Sedangkan di Kecamatan Sembalun, sebanyak 29 orang.
Di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak lima orang mengalami luka berat, dan 41 korban luka ringan.
Untuk jumlah rumah yang rusak di Kabupaten Lombok Timur mencapai lebih dari 1.000 unit, baik rusak berat, sedang dan ringan. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 41 rumah rusak berat, 74 rusak sedang, dan 148 rusak ringan.
203 Kali Gempa Susulan
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati setelah gempa awal berskala 6, SR pada pukul 05.47 WIB Minggu (29/7), ia mengatakan hingga pukul 21.20 WIB tercatat gempa susulan 203 kali terjadi di sekitar episentrum gempa Lombok Timur dengan magintudo terbesar 5,7 SR dan terkecil 2,1 SR.
Dwikoritamengatakan peluruhan gempa susulan bisa terjadi hingga beberapa hari bahkan minggu ke depan, dan BMKG akan terus mencatat kondisi ini.
Kecenderungan gempa susulan melemah dengan kerapatan kejadian juga menurun. Sehingga ia mengatakan dengan melihat kecenderungan ini sangat kecil kemungkinan gempa lebih besar terjadi di sana.
BMKG melakukan pembaharuan informasi terkait gempa 6,4 SR yang terjadi di NTB hingga pukul 20.20 WIB yakni kedalaman pusat gempa berada 24 km di bawah laut. Saat ini tim BMKG berada di sekitar episentrum memasang "portable digital seismograph" untuk memonitor gempa susulan.
Sebelumnya Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Dan MItigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani mengatakan PVMBG segera mengirimkan Tim Tanggap Darurat untuk melakukan penyelidikan.
Tim Tanggap Darurat (TTD) PVMBG Badan Geologi pada Senin (30/7), akan menuju dua lokasi bencana, yakni Lombok Timur dan Lombok Utara. Tim TTD terdiri dari empat orang ahli gempa bumi dari Badan Geologi akan melakukan pemetaan dampak kejadian gempa bumi, mengidentifikasi karakteristik tanah setempat melalui pengukuran microtremor dan memberikan rekomendasi teknis berkaitan dengan kerusakan geologi.
"Data sementara yang kita himpun ada 500 KK. Tapi itu pun kita belum berani mengungkapkan angka pastinya. Karena patokan kota kita by name by adress," kata Ahsanul Khalik di Sembalun, Minggu (29/7) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, ada tiga kecamatan yang terdampak terparah akibat gempa, yakni Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara.
Sementara itu untuk korban meninggal akibat gempa itu, hingga informasi terkini pada Minggu (29/7) pukul 20.00 WITA sudah mencapai 16 orang. Di kecamatan Sambelia ada sembilan orang, kemudian, di Kecamatan Sembalun seorang. Lalu di kabupaten Lombok Utara sebanyak empat orang. Dan, dua wisatawan pendakian Gunung Rinjani yang salah satunya warga negara Malaysia, Siti Nur Ismawida (30).
Selain korban meninggal dunia, BPBD NTB juga menerima laporan sementara jumlah korban luka berat dan ringan di Kecamatan Sambelia, yang dirawat di lapangan Obel-Obel sebanyak 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia sembilan orang. Sedangkan di Kecamatan Sembalun, sebanyak 29 orang.
Di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak lima orang mengalami luka berat, dan 41 korban luka ringan.
Untuk jumlah rumah yang rusak di Kabupaten Lombok Timur mencapai lebih dari 1.000 unit, baik rusak berat, sedang dan ringan. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 41 rumah rusak berat, 74 rusak sedang, dan 148 rusak ringan.
203 Kali Gempa Susulan
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati setelah gempa awal berskala 6, SR pada pukul 05.47 WIB Minggu (29/7), ia mengatakan hingga pukul 21.20 WIB tercatat gempa susulan 203 kali terjadi di sekitar episentrum gempa Lombok Timur dengan magintudo terbesar 5,7 SR dan terkecil 2,1 SR.
Dwikoritamengatakan peluruhan gempa susulan bisa terjadi hingga beberapa hari bahkan minggu ke depan, dan BMKG akan terus mencatat kondisi ini.
Kecenderungan gempa susulan melemah dengan kerapatan kejadian juga menurun. Sehingga ia mengatakan dengan melihat kecenderungan ini sangat kecil kemungkinan gempa lebih besar terjadi di sana.
BMKG melakukan pembaharuan informasi terkait gempa 6,4 SR yang terjadi di NTB hingga pukul 20.20 WIB yakni kedalaman pusat gempa berada 24 km di bawah laut. Saat ini tim BMKG berada di sekitar episentrum memasang "portable digital seismograph" untuk memonitor gempa susulan.
Sebelumnya Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Dan MItigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani mengatakan PVMBG segera mengirimkan Tim Tanggap Darurat untuk melakukan penyelidikan.
Tim Tanggap Darurat (TTD) PVMBG Badan Geologi pada Senin (30/7), akan menuju dua lokasi bencana, yakni Lombok Timur dan Lombok Utara. Tim TTD terdiri dari empat orang ahli gempa bumi dari Badan Geologi akan melakukan pemetaan dampak kejadian gempa bumi, mengidentifikasi karakteristik tanah setempat melalui pengukuran microtremor dan memberikan rekomendasi teknis berkaitan dengan kerusakan geologi.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180730044353-20-317932/sebanyak-500-kepala-keluarga-terdampak-gempa-lombok
(***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar