Recent Posts

Contributors

Indah: Lestarikan Budaya Adat Daerah Setempat.

Rabu, 17 Oktober 2018




www.desakunews.id - Luwu Utara, Pada prinsipnya atau hakekatnya, awal sebuah budaya, serta adat istiadat adalah suatu usaha sosial dan kelompok masyarakat,  untuk mempertahankan jati diri hidupnya terhadap desakan kebutuhan hidup yang diperhadapkan pada tantangan alam disekitarnya.

 Salah satu Kecamatan yang sangat terisolir di Kabupaten Luwu Utara, yang hanya bisa  dijangkau  dengan menggunakan pesawat perintis, itupun hanya sampai bandara saja, dan dilanjutkan dengan mengendarai motor trail atau motor yang sudah dimodifikasi ala trail, itupun sampai 3 hari baru bisa mencapai daerah tersebut.  Kecamatan Rampi berjarak 86 Km dari Ibukota Luwu Utara, kota Masamba.

" Akal dan pengetahuan manusia sebagai modal kreasi untuk menciptakan pola kebudayaan itu sendiri sehingga menciptakan nilai dan norma kehidupan yang diakui dan dipercaya sebagai sebuah kekuatan spiritual pada saat itu. Kreasi ini kemudia menjadi kekuatan moral untuk mengkontrol hubungan timbal balik antara manusia dan alam sekitarnya, mengajak anak muda sebagai generasi penerus untuk mempertahankan karakter budaya, dan menabur karakter budaya dalam pergaulan sehari-hari," tutur Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.

Ajakan Indah Putri Indriani, mariki' lestarikan budaya, adat istiadatta' daerahta", dengan dialek khas  Luwu Utara. Supaya tradisi budaya di Bumi Manurung(Lutra,red) tetap terjaga.
" Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan budaya serta tradisi daerah. Mulai dari mengenalkan tarian daerah kepada anak-anak, pemua-pemudi, hingga mengajak mereka untuk mempertahankan tradisi budaya yang mulai perlahan-lahan hilang dari kebiasaan masyarakat dikehidupan yang serba modern.

Sekedar diketahui Kecamatan Rampi, dengan luas wilayah 1.565,66 km persegi dangan jumlah penduduk hanya 3164 jiwa.
 Sementar pakaian Baju khas Rampi yang terbuat kulit kayu,  sedangkan utamanya adalah,  kayu Kampollo dan Sumasa. Ini biasanya dikerja oleh kaum wanita dengan proses masih sangat tradisionil, dan umumnya dilakukam setelah usai menanam padi,  sampai menunggu waktu panen tiba. Kain kulit kayu ini adalah jenis kain yang menyerupai kertas. Tidak semua jenis pohon kayu bisa digunakan untuk dibuat tekstil dari kayu. Pembuatan  baju kulit kayu ini, dengan nama kayu Sumasa. Sementara dari adat masyarakat setempat, baju kulit kayu ini terbuat dari kulit pohon Kampollo.

Pohon Kampollo memang jenis kayu ini  cukup aneh dan menarik, dimana daun pohon ini jarang jatuh kebawah, tapi banyak ditiup angin ketempat lain sehingga disekitar pohon tetap bersih dari daun kering.

Untuk pembuatan baju sendiri, pohon Kampollo dikuliti dan direndam selama 3 hari, kemudian diangkat dan dipukul-pukul sampai menjadi pipih dengan alat khusus sebayak 9 jenis, dan dijemur sampai kering, lalu dibuat pola sesuai pesanan sebelum proses pewarnaan.

Ini perlu diketahui, baju adat khas Rampi, pernah dipakai Dewi Anggraeni pada audisi Putri Indonesia tahun 2014 dan Putri Pariwisata Tita Karmila tahun 2017, Luwu Utara ditingkat provinsi dan nasional.(yustus/yusran).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar